Mail   |   Chat   |   Forum
Home | Hiburan | Musik | Pendidikan
Update   
 
 
info musik
lirik & lagu
album baru
pendatang baru
top 10
resensi
agenda musik
sosok
   
 
 
RESENSI ALBUM
 
  Maraknya band baru di blantika musik Indonesia belum tentu membuat kemajuan. Tapi Drive menawarkan sesuatu yang berbeda. 'Esok Lebih Baik' jadi perkenalan mereka.
 
 
  Dari judulnya saja 'Don't Make Me Sad' terlihat, di album keduanya ini Letto tak ingin bersedih. Sedikit lagu mellow, dengan fariasi suara baru di musiknya, Letto mencoba garang.
 
      
 
 


  RRI-Online,
Album : URBANOUSTIC
Penyayi : Boomerang
Product : SONY Music Indonesia
lagu lain : Pasti Ada Energi Lain, Jelita [Kuingin],
Release : 04 Februari 2005

SEDANG "KESAMBET" APAKAH BOOMERANG? Dalam setiap kesempatan ngobrol, John Paul Ivan, gitarisnya, selalu bilang album baru band asal Surabaya ini akan lebih lembut, tidak menyodorkan tempo yang keras seperti aliran hard rock yang mereka usung. Seperti apa perubahan itu?

Dalam istilah Ivan, Boomerang mencoba kembali ke akar musik sesungguhnya. Kabarnya Boomerang mencoba untuk Back To The Music Roots. Mereka ingin kembali ke akar musik dengan memainkan musik bernuansa acoustical folk, blues dan rock ‘n roll. Efek distorsi yang hadir menjadi lebih ringan serta tata musiknya menjadi lebih melodis dari biasanya.

Sebuah perubahan konsep yang seharusnya bisa menarik. Tapi perlu pemahaman yang kuat soal root music itu sendiri. Sayangnya, Boomerang tampaknya belum berani masuk ke soul of root music, jadinya lagu-lagu di album ini malah cenderung ngeballad saja.

Track pertama Pasti Ada Energi Lain. Unik juga Roy Jeconiah menyanyikan lagu ini. Untung saja suaranya tidak bercengkok melayu, "nyaris" di intro awal, Roy "terpeleset" ke cengkok melayu. Untungnya tidak. Lagu ini membawa kita mundur ke belakang, kesannya lawas.

Track kedua Sehati diawali dengan lengkingan suara yang "mirip" dengan lengkingan band rock lawas, Nazareth. Selebihnya dengan tempo up-beat medium, memberi ruang pada Hubert Henry [bas] dan Ivan [gitar] lebih dominan memainkan alat musiknya.

Single yang jadi jagoan adalah Jelita [Kuingin]. Aaah, simpel sekali lagunya. Tidak njlimet dan ngepop. Untuk "jualan" memang lebih mudah, cocok dengan kuping penikmat musik yang biasanya pilih lagu ballad.

Tapi yang mau Boomerang versi hard, masih bisa terobati di tembang Pembakar Neraka II. Meski masih dalam tempo midle up lagu ini tergolong keras di album ini. Lagu "keras" lainnya adalah Urban Song.

Boomerang juga mencoba "menggamit" pariotisme lewat tembang Generasi Baru. Tapi lagu ini jadi biasa saja, karena semboyan itu toh sudah menjadi semboyan yang tidak baru lagi. masih relevan, tapi cukuplah sebagai lagu yang merekam catatan historis saja.

Album ini, memang tak menampilkan Boomerang yang gahar dan keras. Sebaliknya, Boomerang menjadi lebih lembut dan kalem. Secara kualitas lagu, menurut penulis ada penurunan tensi. Tapi untuk menikmati Boomerang yang nyaman dan enjoy sambil ngopi mungkin, album ini jadi lebih asik.

Satu catatan, roots music yang dimainkan Boomerang, secara soul malah tidak dapat. Tampaknya, di album ini mereka masih setengah-setengah. Tapi inilah Boomerang dari sisi lain, suka tidak suka.
 
     
           
Powered by
      Mail   |   Chat   |   Forum
Divisi Multimedia
Radio Republik Indonesia