Mail   |   Chat   |   Forum
Home | Hiburan | Musik | Pendidikan
Update   
 
 
info musik
lirik & lagu
album baru
pendatang baru
top 10
resensi
agenda musik
sosok
   
 
 
RESENSI ALBUM
 
  Maraknya band baru di blantika musik Indonesia belum tentu membuat kemajuan. Tapi Drive menawarkan sesuatu yang berbeda. 'Esok Lebih Baik' jadi perkenalan mereka.
 
 
  Dari judulnya saja 'Don't Make Me Sad' terlihat, di album keduanya ini Letto tak ingin bersedih. Sedikit lagu mellow, dengan fariasi suara baru di musiknya, Letto mencoba garang.
 
      
 
 


  GARBY Band: Nama Lawas Tapi Muka Baru
Jakarta-RRI-Online,
PIKATAN sukses banyak band baru, ternyata "menggiurkan" band-band lawas untuk kembali berkiprah. Yah, sekarang band yang sukses identik dengan materi melimpah. COba saja lihat band-band yang album laris manis, rata-rata sudah "berubah" secara penampilan.

Pilihan itu diakui, sempat mengusik beberapa orang yang pernah tergabung di satu band lawas bernama GARBY. Yup, dia adalah Genta [vokalis] dan Aldi [bass]. Duo musisi ini, sempat "dihantui" pikiran, apakah kalau muncul lagi masih bisa bersaing dengan band-band baru yang lebih segar? "Jujur saja, ketakutan seperti itu sempat ada," aku Genta sang vokalis.

Takut? Mungkin lebih tepat disebut "gamang" lantaran GARBY [sekali lagi, ini nama band, bukan penyanyi solo --red], vakum sekitar 10 tahunan. Terakhir mereka bersatu sebagai band adalah tahun 1997. Nama Garby memang mencuat di era-era 90-an itu. Single yang melambungkan mereka adalah Cinta Pertama ciptaan Genta dan Aldi, yang hingga kini masih kerap diputar di beberapa radio. Lagu itu diambil dari kantong album bertitel sama tahun 1995. "Malah sebelum kita rilis, ada satu radio di Jakarta yang masih memutar lagu kita," terang Aldi menyambung Genta.

Modal satu single itu langung menempatkan Garby sebagai salah satu pendatang baru yang diperhitungkan. Kemudian tahun 1997, GARBY kembali merilis album ke-2 bertitel Cinta kita Kembali. Sayang, di album ini, tidak terlalu meledak. Jeleknya, kemudian personilnya "sok sibuk" dengan persoalan masing-masing sampai akhirnya GARBY menyatakan dirinya vakum untuk waktu yang tidak ditentukan.

Kalau akhirnya sekitar November 2005, Aldi dan Genta "dikompori" untuk menghidupkan lagi GARBY, bukan sekedar persoalan ikutan arus lantaran seperti dikatakan Aldy, trend band yang sedang kuat. "Saya lihat memang begitu, sampai dua tahun ke depan, band-band mash akan berjaya dibanding penyanyi solo," sambung cowok berkulit gelap ini kalem yang selama vakum, berkiprah di area luar musik. Ternyata, masih banyak yang menanyakan seandainya GARBY "hidup" lagi. "Banyak teman-teman yang memberi dukungan, kemudian fans-fans baru yang pernah mendengar lagu kita juga sering menanyakan," aku Genta, cowok yang sampai kini masih menjadi pengajar di sebuah sekolah musik ini kalem.

Tak lama-lama, mereka langsung bergerak. Beberapa nama temen dekat disasar untuk diajak gabung. Masuklah nama-nama baru seperti Michale Meyer [drum]. Meyer adalah mantan drumer Sket, band seangkatan GARBY. Kemudian diajak juga beberapa muka baru seperti Rino [gitar] dan Gatz [kibord]. "Mau tidak mau kita kan harus mendengar trend musik terkini, lewat beberapa nama baru yang lebih junior, kami juga belajar," kata Genta.

Ketakutan lain muncul. "Kami takut tidak jadi rilis," kata Michale Meyer. Pasalnya, mereka memang sempat gamang. "Ketika rilis, kita bersyukur sekali," sahut cowok yang masih berambut gondrong ini kalem.

Rentang 10 tahun memang membawa perubahan yang tidak sedikit. Vokal Genta misalnya. Sekarang punya range yang lebih lebar, meski tidak powerfull di nada-nada tinggi lagi. Kemudian, kalau dulu musiknya terdengar sangat simpel dan ngepop, sekarang ditambah sentuhan rock. "Tapi lagu kita tetap simpel kok. Sekarang kan balik lagi ke era-era musik simpel," terang Michael lagi. Buat Michael, musik itu berjalan ke depan, tidak mundur ke belakang. "Kalau ada yang meragukan kita, itu artinya dia melihat ke belakang terus," tukas Michael.

Setelah digarap sekitar 3 bulanan, lahirlah album yang diberi judul RINDU. "Inilah jawaban kami atas kerinduan untuk berkiprah di pentas musik Indonesia lagi,' tegas Aldy mantap. Imej band pop yang "mellow" mereka kikis. "Imej kita sekarang lebih macho," terang Rino, yang nimbrung bicara.

Materinya masing mengandalkan 3 hits lawasnya sebagai andalan. Single pertamanya Cinta Pertama diharapkan membangkitakan memori fans lamanya. "Yang lagu baru, untuk menjaring fans-fans baru," kilah Genta lagi sambil terkekeh. 10 Materi di album ke-3 ini sebagian memang sudah jadi,"tapi sebagian lagi muncul ketika kita ngejam bareng," celetuk Michael.

Lagi-lagi GARBY mengaku tidak gentar bersaing dengan band-band baru yang bermunculan. "Biasanya band lama lebih unggul di persoalan mental dan eksistensi," kata Michael. "Yang penting materi kita tidak ribet tapi punya karakter kuat," sambung Rino, satu-satunya perpsonil yang rambutnya 'warna-warni'.

Akankah GARBY mengulangi masa jayanya? Atau hanya menjadi "penggembira" saja? Tunggu saja
 
     
           
Powered by
      Mail   |   Chat   |   Forum
Divisi Multimedia
Radio Republik Indonesia