Mail   |   Chat   |   Forum
Home | Hiburan | Musik | Pendidikan
Update   
 
 
info musik
lirik & lagu
album baru
pendatang baru
top 10
resensi
agenda musik
sosok
   
 
 
RESENSI ALBUM
 
  Maraknya band baru di blantika musik Indonesia belum tentu membuat kemajuan. Tapi Drive menawarkan sesuatu yang berbeda. 'Esok Lebih Baik' jadi perkenalan mereka.
 
 
  Dari judulnya saja 'Don't Make Me Sad' terlihat, di album keduanya ini Letto tak ingin bersedih. Sedikit lagu mellow, dengan fariasi suara baru di musiknya, Letto mencoba garang.
 
      
 
 


  THE UPSTAIRS, 'Kegilaan' Terkini di Album Baru
-RRI-Online,
Band The Upstairs bersama Warner Music Indonesia mempersembahkan album terbaru bertitel Energy yang dirilis secara nasional pada akhir bulan Maret 2006.

Energy yang proses mixingnya dilakukan oleh maestro musik elektronik, Andy Ayunir di Studio A System merupakan rilisan paling mutakhir dan esensial dari grup dansa resah yang dilahirkan oleh scene art school legendaris IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Proses masteringnya sendiri ditangani oleh engineer veteran Khoe Hok Laij dari Studio Musica Mastering.

Walau cukup gerah jika harus dilabel jenis musiknya, namun tak dapat dipungkiri musik ala new wave akhir 70’an yang The Upstairs mainkan empat tahun belakangan ini di sirkuit independen telah sukses memicu deras keringat banyak orang di berbagai lantai dansa.

Mungkin tak pernah ada sebelumnya nada dansa terelaborasi begitu indahnya dalam gemuruh powerful drumming, teriknya dering kibor serta paparan lirik-lirik jenial menjadi sebuah ledakan dansa yang energik. Uniknya, style musik yang diusung The Upstairs ini telah lebih dulu muncul sebelum ledakan global new wave revivalist yang dipopulerkan band-band seperti Franz Ferdinand, The Killers, The Bravery, Kaiser Chiefs, Bloc Party dan sebagainya. Sebuah kejadian yang cukup langka terjadi di tanah air.

Album penuh kedua The Upstairs ini berisi dua belas lagu terbaik mereka yang proses rekamannya dilakukan pada medio Desember 2005 hingga Februari 2006 di Studio Aluna, Jakarta milik komposer terkenal Erwin Gutawa. Sembilan lagu dalam Energy, di antaranya, “Terekam (Tak Pernah Mati)”, “Disko Darurat”, “Cosmic G-Spot”, “Energy”, “Dansa Akhir Pekan” merupakan karya terbaru The Upstairs selama bercengkerama dengan instrumen setahun belakangan. Sedangkan tiga lagu lainnya, “Matraman,” “Apakah Aku Berada Di Mars Atau Mereka Mengundang Orang Mars” dan “Gadis Gangster” merupakan materi yang direkam ulang dari sesi terdahulu.

Single pertama dari Energy yang telah airplay di berbagai stasiun radio adalah “Terekam (Tak Pernah Mati)”. Jimi Multhazam, vokalis The Upstairs, menjelaskan bahwa lagu ini bercerita tentang pria yang terpukau menyaksikan momen-momen luar biasa seorang gadis kuper serta bagaimana momen-momen tersebut terabadikan di kepalanya. “Terekam (Tak Pernah Mati)” sendiri merupakan lagu bertempo medium-beat yang dibuka dengan nada catchy dari kibor Elta, diimbuhi latar vokal Dian yang halus bersenandung serta sedikit pengaruh folk pada gitar Kubil. Track berdurasi lima menit minus satu detik ini juga menampilkan jeda string section dari kibor di pertengahan lagunya, sebuah pengalaman yang sama sekali baru bagi The Upstairs.

Album ini di beri judul Energy karena “dansa” menjadi solusi di setiap tema yang diangkat di hampir setiap lagunya. Tempo permainan di album ini sebenarnya lebih cepat di banding album terdahulu. Namun permainan instrument lain membuat album ini justru lebih mudah tertangkap telinga awam. Dan pastinya tidak menghilangkan karakter The Upstairs yang dance oriented.

The Upstairs merilis CD debut mereka yang bertitel Matraman secara independen tepat di malam Valentine 2004. Album yang menerima banyak pujian dari media massa ini selama dua tahun non-stop sukses mengantar The Upstairs tampil di berbagai pentas di Jakarta, Surabaya, Malang, Yogyakarta hingga Semarang. Puluhan ajang pensi bergengsi di Jakarta hingga ritus dance festival terbesar di Indonesia, Jakarta Movement pun tak luput mereka jelajahi. Hasilnya, fan base band ini pun semakin kuat dan berkembang setiap harinya.

Bermaksud melangkah ke level selanjutnya, The Upstairs menyebarkan demo empat lagu baru mereka ke berbagai label rekaman terkemuka Indonesia untuk membuka kemungkinan bekerjasama. Gayung bersambut, seorang sohib lama yang kemudian bekerja sebagai A&R Warner Music Indonesia, Agus Sasongko, menawarkan kontrak eksklusif satu album bagi The Upstairs. Tepat pada 19 September 2005 The Upstairs resmi teken kontrak satu album penuh dengan major label Warner Music Indonesia.

The Upstairs dibentuk pada bulan Oktober 2001 di Jakarta oleh Jimi Multhazam (vokalis) dan Kubil Idris (gitar) dengan pengaruh musikal dari band-band new wave seperti A Flock Of Seagulls, Devo, Depeche Mode, hingga Joy Division. Menyusul kemudian dalam perjalanan mereka bergabung, drummer Beni Adhiantoro, bassist Alfi Chaniago, backing vocal Dian Maryana dan belakangan keyboardist Elta Emanuella. Formasi ini adalah formasi tersolid hingga sekarang.
 
     
           
Powered by
      Mail   |   Chat   |   Forum
Divisi Multimedia
Radio Republik Indonesia