Mail   |   Chat   |   Forum
Home | Hiburan | Musik | Pendidikan
Update   
 
 
info hangat
gosip
info sinema
macanegara
pendatang baru
   
 
 
MANCANEGARA
 
? 'HARRY POTTER' Akan Dibuat Versi Teater Musikal
? 'MADE IN CHINA', Film Bollywood Garapan Hollywood
? Patung 'ROCKY BALBOA' Didirikan di Serbia
 
 


 
'DUNIA LAIN THE MOVIE' Kurang "Pas" Sama Versi Aslinya
-RRI-Online,
Kesuksesan program DUNIA LAIN yang pernah ditayangkan TransTV, menginspirasi Transinema Picture untuk membuat versi filmnya dengan tajuk "Dunia Lain The Movie" (DLTM). Sebelumnya, tema-tema yang diusung Transinema masih seputar dunia remaja, seperti "Andai Ia Tahu"(2003) dan "Biarkan Bintang Menari"(2004). Adapun konsep dari DLTM ini sendiri adalah gabungan thriller, action, dan sci-fi dengan beberapa bumbu adegan laga kolosal yang spektakuler.

Beberapa artis yang sering "nongol" di TransTV pun didaulat sebagai bintang utama. Sebut saja Dhini Aminarti yang memerankan tokoh Irin, kemudian Ronald Surapradja (Extravaganza) sebagai Sukron, Ivan Jay sebagai Bisma, Oding Siregar sebagai Wisnu, Dinda Wulansari (Cantik Indonesia) sebagai Shinta dan Harry Pantja yang kebagian peran sebagai dirinya sendiri, sekaligus sebagai produser. Film ini juga disutradari oleh dua orang, yaitu Golden Kasmara dan Cipta Croft Cusworth yang juga merangkap sebagai tokoh bernama Victor Diaz.

Kisahnya berawal dari terjadinya insiden misteri pembunuhan sadis atas orang-orang sakti yang tewas secara mengenaskan. Tentu saja, hal ini membuat produser 'Dunia Lain' yang bernama Sukron (Ronald) tertarik. Kemudian dia mengadakan "Uji Nyali" di kampung tersebut. Tanpa diduga, saat syuting berlangsung terjadi sebuah kekacauan, salah seorang peserta uji nyali yang bernama Shinta (Dinda Wulansari) menghilang. Paranormal yang dihadirkan sebagai juru kunci juga ditemukan tewas.

Kedatangan seorang aerkolog dari UCLA bernama Victor Diaz (Cusworth) pun membuka tabir misteri, bahwa pembunuhan-pembunuhan tersebut berkaitan dengan hal-hal supranatural yang berasal dari Mesir kuno dengan motif mengumpulkan kulit tubuh orang sakti di seluruh penjuru dunia untuk memperkuat kesaktiannya.

Kondisi makin gawat ketika mahluk itu menyebarkan teror. Selain menyerang Harry Pantja, presenter acara tersebut, ia juga mengincar produser bernama Irin (Dhini Aminarti). Victor yang berusaha melindungi Irin dicemburui oleh Bisma (Ivan Jay) yang mencari tahu siapa sebenarnya Victor Diaz.

Pembuatan film ini mengambil lokasi antara lain di studio Alam Depok, lapangan terbang Polisi Udara Pondok Cabe, serta studio TransTV sendiri. Tapi jangan kaget kalau versi layar lebarnya ini sedikit "aneh" dan cenderung dipaksakan ketimbang versi aslinya. Buktinya, Harry Pantja sendiri mengaku kurang puas dan ingin beberapa adegan supaya direvisi. Barangkali film ini lebih pas dimasukkan dalam kategori action ketimbang horror, lantaran terlalu banyak scene laga dan efek visual yang seringkali nggak nyambung dengan ceritanya. Percaya enggak percaya? Tonton sendiri aja deh di bioskop!
   
           
Powered by
      Mail   |   Chat   |   Forum
Divisi Multimedia
Radio Republik Indonesia