Mail   |   Chat   |   Forum
Home | Hiburan | Musik | Pendidikan
Update   
 
 
IPTEK
lingkungan
keluarga
kesehatan
nusantara
tips
figur
   
 
 
 
NUSANTARA
 
? Pecinan Glodok, Pesona Kota Tua di Tengah Gemerlap Metropolitan Jakarta
? Kawah Ijen, Kawah Eksotis Berair Hijau Kebiruan
? Tanah Toraja, Andalan Wisata Sulawesi Selatan
 
 


   
  15 Maret 2005
TOKSOPLASMA : Tak hanya menjangkiti wanita hamil
Jakarta-RRI-Online,


Selama ini toksoplasmosis dianggap hanya diderita oleh wanita hamil. Padahal, siapa saja bisa terkena dan terjangkit penyakit ini. Bagaimana menghindarinya ?


INFEKSI TOKSOPLASMA!

Dua kata itu yang biasa keluar dari mulut seorang wanita yang baru mengalami keguguran kandungan. Ya, selama ini, infeksi toksoplasma (toksoplasmosis) memang lebih banyak dikenal menyerang para ibu yang sedang hamil muda.

Kematian janin biasanya tak terhindarkan bila si ibu diam-diam memelihara toksoplasma gondii, sejenis parasit penyebab toksoplasmosis, di dalam jaringan tubuhnya. Di Amerika tercatat lebih dari 45 persen wanita berusia produktif (20-39 tahun) terpapar parasit itu, meski sebagian dari mereka sudah imun.

Ternyata, parasit nakal yang umumnya menyerang anak kucing (berusia kurang dari 2 tahun) dan mamalia lain, juga suka mengincar manusia. Tak hanya wanita hamil, siapa saja (pria dan wanita), terutama mereka yang kebetulan pertahanan tubuhnya sedang lemah, termasuk para pengidap HIV/AIDS, kanker dan lainnya, bisa terkena infeksi ini.


MUDAH MENULAR

Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa bersel tunggal yang disebut Toxoplasma gondii. Diagnosa penyakit ini dapat diketahui terutama dari hasil pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan serologi lgG anti toksoplasma).

Kucing yang terinfeksi toksoplasma (karena memangsa tikus atau burung) memang menjadi perantara utam penularan toksoplasmosis pada manusia. Sebuah penelitian di Amerika menyebutkan, sedikitnya 30 persen kucing yang ada di negara itu telah terinfeksi oleh Toxoplasma gondii. Artinya, sebanyak itu pula kucing yang berpotensi menularkan toksoplasmosis pada manusia.


BAGAIMANA PENULARAN BISA TERJADI ?

Telur toksoplasma banyak terdapat di air dan tanahy. Hewan (misalnya tikus, burung, kucing, anjing) terinfeksi setelah telur masuk ke dalam usus dan berkembang menjadi parasit. Di dalam usus, parasit akan berkembang biak dengan mengeluarkan jutaan telur.

Telur-telur itu akan dikeluarkan bersamaan dengan kotoran hewan. Dan di tanah yang lembab (juga air) telur tersebut dapat bertahan hidup selama kurang lebih satu tahun!

Karena itulah telur-telur toksoplasma bisa dengan mudah mencemari bahan pangan. Apakah itu hewan ternak (seperti sapi, kambing, babi dan domba), buah-buahan dan sayuran yang disiram air yang telah terkontaminasi, dan pada akhirnya manusia. Memakan daging yang tidak di masak dengan baik akan memberi kesempatan pada Toksoplasma gondii untuk itu masuk dalam tubuh manusia dalam keadaan hidup.

Toksoplasmosis tidak ditularkan dari manusia ke manusia lain. Tapi, penularan melalui plasenta sangat mungkin terjadi dari ibu hamil yang terinfeksi pada janinnya. Di Amerika, sedikitnya terdapat 3.300 bayi terinfeksi toksoplasma sejak masih dalam kandungan setiap tahunnya.


GEJALA INFEKSI TOKSOPLASMA

Orang sehat yang terkena infeksi toksoplasma, biasanya tidak mengalami keluhan atau gejala yang berarti. Gejala infeksi toksoplasma biasanya berupa :

* Pembesaran kelenjar getah bening di leher dan kepala

* Sakit otot

* Sakit di tenggorokan saat menelan

* Demam yang datang dan pergi

* Rasa tidak enak badan

Tak jarang gejala-gejala seperti itu hilang dengan sendirinya. Dengan catatan, sistem kekebalan tubuh harus berada pada tingkat yang optimal.

Meski awalnya gejala itu ringan, namun pada akhirnya bukan tak mungkin gejala berubah menjadi serius bahkan fatal pada tubuh manusia.

Infeksi toksoplasma sangat ditakuti oleh ibu hamil, terutama yang kehamilannya baru memasuki trisemester pertama dan kedua. Pasalnya, jika infeksi terjadi pada janin berusia kurang dari 6 bulan maka akan mengakibatkan neonatal congenital toxoplasmosis (gangguan pada sistem saraf pusat) dan yang lebih parah adalah keguguran.

Jika sang ibu baru terinfeksi saat tiga bulan terakhir kehamilan, biasanya bayi akan lahir dengan selamat, dan tidak menampakan gejala sakit apa pun. Namun, dua kemungkinan akan terjadi mengiringi kelahiran tersebut.

Pertama, infeksi tidak berlanjut, dan gejala hilang. Kedua, infeksi berlanjut hingga beberapa tahun kemudian (disebut toksoplasmosis kronis).

Toksoplasmosis kronis memiliki beberapa gejala yang cukup serius, seperti mata berair (retinochoroiditis) yang jika berlanjut akan menyebabkan kebutaan, kulit dan bagian putih mata berubah menjadi kekuningan, di kulit mudah terlihat luka memar, dan kejang-kejang.

Pada kasus yang lebih berat (disebut cerebral toxoplasmosis) akan terjadi sakit kepala yang berat, kejang otot, kelebihan cairan di otak (encephalitis), mati rasa pada salah satu sisi badan, perubahan kepribadian dan mood, serta gangguan penglihatan.


AGAR TAK TERTULAR

Beberapa jenis antibiotik dapat digunakan untuk menyembuhkan toksoplasmosis. Selain itu, pengobatan alternatif yang berasal dari tumbuhan, homepati, dan akupuntur juga dapat digunakan.

Sayangnya, hingga kini belum ada jenis vaksin yang dapat mencegah terjadinya toksoplasmosis. Namun, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk melindungi Anda juga keluarga Anda dari infeksi toksoplasma. Caranya adalah :

* Hindari kontak langsung dengan kotoran kucing (atau kotoran hewan lainnya). Jika Anda membersihkan kotoran hewan peliharaan Anda, gunakan sarung tangan. Setelah itu, cucilah tangan Anda bersih-bersih dengan sabun. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan juga dapat mencegah penularan toksoplasma.

* Setelah kontak dengan daging mentah atau setengah matang, jangan langsung memegang mata, hidung atau mulut yang dapat memungkinkan telur toksoplasma masuk ke dalam tubuh. Cucilah dulu tangan dengan sabun agar terbebas dari parasit juga telurnya.

* Cucilah dengan bersih segala peralatan yang digunakan untuk memotong dan menyimpan daging mentah.

* Biasakan mencuci sayuran dan buah-buahan dengan air matang sebelum dikonsumsi.

* Hindari mengkonsumsi daging setengah matang, terutama daging kambing dan babi. Bila memesan sate atau steik, pastikan benar-benar matang (bagian tengah daging tidak berwarna merah seperti daging mentah dan tidak mengeluarkan darah).

* Simpan persediaan daging pada suhu minus 20 derajat celcius selama 2 hari. Suhu ekstrim ini dapat menghambat parasit toksoplasma hidup dan berkembang biak.

* Gunakan sarung tangan dan sepatu boot jika akan berkebun.

* Buanglah kotoran kucing setiap hari, karena dalam waktu kurang dari 24 jam (keluar dari tubuh hewan), kotoran tersebut masih bisa menularkan penyakit.

* Jika memelihara kucing, jangan memberinya makanan berupa daging mentah atau setengah matang. Berilah jenis makanan yang sudah masak, dan makanan yang kering (makanan kalengan).


Sumber : Majalah Femina

-rtw-


   
           
Powered by
      Mail   |   Chat   |   Forum
Divisi Multimedia
Radio Republik Indonesia